Monday 27 June 2011

Nasib Ruyati Adalah Derita Kita....

Sedih dan kecewa....
Mendengar kisah pembantu rumah dari Indonesia yang di hukum pancung di Arab Saudi.
Ruyati binti Satubi,Ibu tunggal beranak 3 ini Telah di hukum qisas oleh kerajaan Arab Saudi pada hari sabtu,18-06-2011.Kerana dituduh bersalah membunuh perempuan yang telah menyiksa dan menganiyaya Ruyati,yang tak lain dan tak bukan adalah majikanya sendiri.

(Almarhumah Ruyati Binti Satubi)

Inna Lillahi Wa inna Ilahi Raajioon....
Atas nama pribadi sebagi rakyat Indonesia,Saya ikut berbelasungkawa dan berdoa semoga arwahnya ditempatkan disisi orang-orang yang beriman.
Al-Fathihah....
Kepada keluarga almarhumah,Saya ikut bersimpati dengan apa yang telah berlaku dengan keluarga anda.Dan saya berharap anda sekeluarga dapat menerimanya dengan redha.

Sampai saat ini masih 28 orang pembantu rumah Indonesia masih menanti hukuman mati di Arab saudi dan 1000 orang lagi masih meringkuk dipenjara negara berkenaan atas belbagai kesalahan.
Pada tahun 2009 pemerintah Indonesia telah membayar diyat(uang darah) 2juta riyal(rm 1.59juta) untuk membebaskan darsem dawud,Seorang pembantu rumah Indonesia yang sepatutnya dikenakan hukuman pancung di Arab Saudi,Atas tuduhan pembunuhan.
Kebanyakan kes pembunuhan yang dilakukan pembantu rumah Indonesia di Arab Saudi disebabkan desakan untuk mempertahankan diri dari pelbagai penderaan dan pemerkosaan dan lainya.
  Pemerintah Indonesia akan menghentikan penghantaran pembantu rumah ke Arab Saudi bermula 1 ogos 2011.


(Video Pelaksanaan Hukum Qisas Terhadap Ruyati)

   Kepada pemerintah Indonesia,Dimana resposibility anda sebagai pelindung rakyat.Buta atau matikah hati nurani anda semua karena membiarkan Ruyati dieksekusi mati tanpa sembarang advocacy....?Hidup Ruyati yang berakhir di mata pedang adalah bentuk keteledoran atau kelalaian diplomasi pemerintah Indonesia dalam masalah tenaga kerja di luar negara.Kisah pemancungan Ruyati bukalah kasus pertama menimpa rakyat kita yang bekerja di Arab Saudi.Sebelum ini Yanti Iriyanti juga menerima nasib yang sama,Hidupnya berakhir di eksekusi mati di Arab Saudi.Sudah terlalu banyak pembantu rumah dari negara kita mengalami kasus pederaan yang membawa kepada kematian,Pemerkosaan,Dan kasus-kasus lainya.Mereka pergi berhijrah untuk bekerja bukan semata-mata untuk menyara keluarga,Tetapi secara tidak langsung juga menjana pendapatan negara dengan adanya aliran Devisa.Lindungi dan hargai mereka,Jangan hanya pandai menghantar tetapi tidak becus menjaganya dan jangan hanya pikirkan keuntungan untuk buncitkan perut sendiri tanpa adanya rasa simpati.Bagi anda semua yang macam ini FUCK U ALL TO THE HELL....

BERPIKIR DAN BERBUAT BAIKLAH UNTUK MENUJU INDONESIA LEBIH BAIK....
  
  Secara pribadi saya setuju dengan memperhentikan penghantaran pembantu rumah ke Arab Saudi,Tepati rasionalnya apakah dengan cara ini betul-betul berkesan memberi impak kepada pihak kerajaan Arab Saudi pada khusunya,Dan pembantu rumah Indonesia pada umunya....?Secara moral mungkin IYA,Pemberhentian penghantaran pembantu rumah ke Arab Saudi adalah sebagai wujud rasa ketidak puasan hati kita terhadap perlakuan pembantu rumah Indonesia oleh majikan dan kerajaan di pihak Arab Saudi.Yang boleh membawa kepada perjanjian kedua negara untuk lebih menjaga faktor keselamatan dan kebajikan pembantu rumah Indonesia.
   Tetapi disisi lain pemerintah Indonesia juga harus menyediakan lapangan pekerjaan yang mencukupi dengan gaji yang lebih lumayan jika ingin meperhentikan penghantaran pembantu rumah ke Arab Saudi.Senario ini berdasarkan kepada 'kenapa tenaga kerja wanita kita lebih memilih untuk menjadi pembantu di luar negara berbanding bekerja di Indonesia.....?'.Terang dan nyata bahwa di Indonesia peluang pekerjaan tidak sebanding dengan banyaknya jumlah tenaga kerja.Dan gaji yang didapat kebanyakanya juga dibawah gaji minimum.
   Sepatutnya pemerintah Indonesia memadang serius perkara ini sejak dulu lagi,Jangan hanya bila berlaku seseuatu masalah baru  mau mencari solusi.Sampai kapan kita hanya bisa menjadi negara yang hanya bisa mengexport Babu dan Kuli ke luar negara....?

Disini saya ingin juga ingin berbagi berita gembira dengan anda semua pembaca blog ini di Indonesia....

  Rakyat indonesia,Sarmini Muhyadi 28tahun,Pembantu rumah yang berasal dari Banyumas,Jawa Tengah,Telah berjaya mendapatkan diploma dalam bidang pengurusan dari Universitas Terbuka Malaysia (OUM),Dan mendapatkan IP atau CGPA 3.39
Sarmini menyambung kuliah secara separuh masa (part time) mendapat bantuan dan sokongan dari seluruh keluarga majikanya di Damansara Utama.
Dari saya pribadi selamat dan sukses kepada Sarmini Muhyadi,Anda adalah contoh kepada pembantu rumah yang mempunyai misi dan visi.

( Sarmini dan keluarga majikan dengan surat jemputan wisuda atau konvokesyen )
  Majikannya, Tan Choo Tang, 56, yang juga pensyarah bidang reka bentuk industri dan isteri, Wee Phooi Khuan, 47, bersama anak serta beberapa ahli keluarga mereka yang lain banyak membantu Sarmini menamatkan pengajiannya terutama dari segi pengajaran bahasa Inggeris.

Inilah salah satu bentuk bahwa pembantu rumah di Malaysia di layan begitu baik.Mungkin kita pernah mendengar kasus-kasus penderaan pembatu rumah di Malaysia,Tapi jumlahnya teramat sedikit.Bagi segelintir anda yang benci Malaysia pikir sekali lagi,Dan silahkan baca postingan blog saya dalam judul 'Buang Yang Keruh,Ambil Yang Jernih....'





No comments:

Post a Comment